SUARASULAWESI.COM,,Politisi muda PSI, Zahni Hafizh Atsari atau yang sering dipanggil Bro Yoko menolak Pemilu 2024 dengan sistem terutup atau hanya coblos partai. Bro Yoko menilai sistem Proporional tertutup adalah kemunduran demokrasi.
“Pemilu coblos partai saja artinya kita Kembali mundur, kebebasan rakyat untuk memilih kandidat yang diinginkan juga jadi hilang.” Jelas Sekretaris DPD PSI Sidoarjo Bro Yoko, Rabu (14/06/2023).
Menurut Bro Yoko selain daripada kebebasan rakyat meemilih caleg pilihannya hilang, kesempatan anak muda untuk ikut terpilih juga akan berkurang signifikan.
“Lebih lagi, jika kemudian pemilu jadi tertutup, kami anak-anak muda ini akan jadi lebih sulit untuk dapat posisi nomor. Pasti yang bakal dapat nomor satu ya yang dekat dengan pimpinan partai. Walau di PSI tidak begitu, tapi kita tetap harus hati-hati.” Ujar Bro Yoko.
“Akhirnya apa, politisi muda bakal jadi lebih malas kalau di suruh berpolitik, padahal ide-ide dan gagasan yang baru ya ada di kami anak muda. Intinya jadi mengkebiri kesempatan kita lah.” Lanjutnya.
PSI Sidoarjo, menurut Yoko, akan tetap berusaha mengutamakan meritokrasi dan egaliter dalam penentuan nomor urut caleg agar tidak terjadi perselisihan.
“Yang pasti PSI Sidoarjo akan tetap meritokrasi dan egaliter, artinya kita akan utamakan kemampuan dan kualitas, kami kan partai anti mahar.” Jelas Yoko.
Lebih lanjut, Bro Yoko berharap agar masyarakat di luar sana tetap tenang sambil menunggu putusan MK mengenai sistem pemilu.
“Kita tenang dulu, jangan pusing-pusing, putusannya masih besok Kamis kan. Apapun itu, PSI Sidoarjo yakin bisa capai satu fraksi di 2024 nanti.” Tutup Bro Yoko.